Rabu, 22 Februari 2017

makalah gastritis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi danChron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.





1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan gastritis ?
2.      Bagaimana penyebab dari gastritis ?
3.      Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?
4.      Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?
5.      Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?
6.      Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif ?

1.3    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi dari gastritis
2.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)
3.      Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis
4.      Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik
5.      Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis
6.      Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.












BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1   Pengertian
           Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.
Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah.
Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.

2.2 Jenis-jenis Gastritis
*      Gastritis  Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127).
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit  sembrono (Brunner dan Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995) Gastritis superfisial akut merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan  lokal.

*      Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory.  (Brunner dan Suddart 2001 : 1062)


  2.3  Penyebab Gastritis
a)      Infeksi bakteri.
      Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

b)      Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.

          Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

c)      Penggunaan alkohol secara berlebihan.

        Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

d)     Penggunaan kokain.

         Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dangastritis.




e)      Stress fisik.

        Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

f)       Kelainan autoimmune

        Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

g)      Crohn's disease.

            Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejalagastritis.

h)      Radiasi and kemoterapi.

         Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

i)        Penyakit bile reflux

          Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah ototsphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.


j)        Faktor-faktor lain

         Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

2.4    Gejala Gastritis
    
a.          Gastroenteritis.
  Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.

b.          Heartburn.
        Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna kembali ke mulut.

c.          Stomach ulcers.
       Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.

d.         Nonulcer dyspepsia.
        Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.



2.5   Patofisiologi
a.     Gastritis Akut
      Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.
Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan.
Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan.
b.    Gastritis Kronik
         Gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup seseorang. Namun, sekitar 10-15 persen individu yang terinfeksi kadang-kadang akan mengalami penyakit luka lambung atau usus duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di usus duabelas jari daripada di lambung.
Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral dan sangat cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri Helicobacter pylori berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka lambung atau duodenum (lihat gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak ditemui pada penduduk di negara-negara berstandar ekonomi rendah dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk.

2.6   Pengobatan Gastritis
a.     Pemeriksaan darah.
         Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
b.     Pemeriksaan pernapasan
         Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteriH. pylori atau tidak.
c.     Pemeriksaan feces
         Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
d.     Endoskopi saluran cerna bagian atas
       Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
e.     Rongent saluran cerna bagian atas
          Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.


2.Komplikasi gastritis
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissuelymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
2.8  Terapi
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya.
Terapi terhadap asam lambung
         Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :
a.          Anatsida.
        Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

b.          Penghambat asam.
         Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

c.          Penghambat pompa proton.
          Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.



d.         Cytoprotective agents.
         Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.


2.9    Pencegahan Gastritis
  1. Makan secara benar.
       Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.
  1. Hindari alkohol.
       Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
  1. Jangan merokok.
         Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.
  1. Lakukan olah raga secara teratur.
          Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
  1. Kendalikan stress. 
        Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
  1. Ganti obat penghilang nyeri.
          Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.
  1. Ikuti rekomendasi dokter








\









BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I.                   PENGKAJIAN
A.    Idenitas Diri
Nama                                              : Nn.W
Umur                                              : 15 Tahun
Alamat                                            : Kramatwatu

Jenis kelamin                                  : Perempuan
Agama                                            : Islam
Status perkawinan                          : Belum kawin
Pekerjaan                                        : Pelajar
Pendidikan                                     : SMK
Suku bangsa                                   : Indonesia
No.Rekam medis                            :1401151133
Tanggal masuk                               : 17 - februari - 2017
Tanggal pengkajian                        : 18 – februari -2017
B.     IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama                                              : SITI ROHMAH
Umur                                              : 38thn
Alamat                                            : Kramatwatu
                                                        
Jenis Kelamin                                 : Perempuan
Pekerjaan                                        : Wiraswasta
Pendidikan                                     : SMK
Hubungan dengan pasien               : Orang Tua

II.                RIWAYAT KESEHATAN
A.    Keluhan utama
Pasien datang kerumah sakit pada tanggal 17 – februari – 2017 dengan keluhan mual, muntah, nyeri ulu hati dan lemas dengan skala nyeri 4
B.     Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sakit perut, sakitnya dirasakan seperti ditusuk-tusukpada daerah perut bagian kiri dengan skala nyeri 4, sakitnya terulang jika telat makan.
C.    Riwayat Penyakit Masa lalu
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini, dan pasien tidak memiliki alergi obat

D.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dikeluarganya ada yang mengalami penyakit seperti ini.

III.             RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
A.    Identitas Diri
Pasien merupakan seorang pelajar
B.     Konsep Diri
Pasien mengatakan bahwa penyakit ini karena pola makan dan istirahat dan pola makan tidak teratur
C.    Citra Tubuh
Pasien mengatakan menyukai anggota seluruh tubuhnya
D.    Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat kembali sekolah
E.     Gaya Komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik,sehari hari menggunakan bahasa indonesia
F.     Pola Koping
Pasien selalu mendekatkan diri kepada tuhan jika ada masalah menimpanya dan selalu bermusyawarah dengan keluarganya
G.    Pola Interaksi
Pasien dapat berinteraksi dengan peawat secara kooperatif
H.    Data Sosial
Pasien bersosialisasi dengan baik,baik dengan keluarga,tetangga,sejawat,maupun dengan penjenguk yang datang pada saat dirawat di rumah sakit

IV.             PEMERIKSAAN FISIK
A.    Keadaan Umum                             : Baik   
B.     Tingkat kesadaran                          : Compos Mentis    
C.     Tanda – Tanda Vital                      :           TD : 120/80 mmHg   
                                                                   N    : 70 x/menit
                                                                   R    : 22x/menit
                                                                   S    : 36,5 OC
D.    Pemeeriksaan “HEAD TO TOE”
1.      Kepala
Bentuk kepala simetris, kiri dan kanan tidak terdapat kotoran atau ketombe, pergerakan tidak kaku dapat digerakkan kekiri dan kekanan tidak terdapat luka pada kulit kepala, kulit kepala cukup bersih.
2.      Mata
Bentuk simetris, pergerakkan mata normal fungsi penglihatan baik konjugtiva anemis.
3.      Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi, fungsi penciuman baik
4.      Mulut
Mulkosa bibir lembab, gigi bersih, tidak ada stomatitis, tidak bau mulut
5.      Telinga
Bentuk telinga simetris, fungsi pendegaran baik tidak ada kotoran.
6.       Leher
 Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid pergerakkan leher normal.
7.      Dada (thorax)
Bentuk dada simetris, pergarakan normal, tidak ada nyeri tekan, respirasi 22x/menit
8.      Perut (abdomen)
Bentuk simetris kiri dan kanan,abdomen terlihat bersih, tidak terdapat luka, pada saat dipalpasi terdapat nyeri tekan pada ulu hati.
9.      Punggung dan Tulang belakang
Tulang belakang nomal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
10.  Ekstrmitas
·         Atas
Bentuk tanggan simetris, jari-jari lengkap, fungsi pergerakan normal, kekuatan otot baik, keadaan kuku tangan bersih
·         Bawah
Bentuk kaki simetris, jari-jari lengkap, fungsi pergerakan normal, kekuatan otot baik, keadaan kuku kaki bersih

11.  Kulit
Warna kulit sawo mateng, turgor kulit baik, tidak ada lesi, suhu 36 oc, keadaan kulit baik,
12.  Genetalia dan Anus
tidak terkaji


















V.                POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
NO
Pola
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1
Nutrisi
a.       Makan
Jenis
Frekuensi
Porsi
b.      Minum
Jenis
Frekuensi


Nasi, lauk, sayur
3x sehari
1 porsi

Air putih, susu, teh
7-8 gelas


Nasi, lauk, sayur, bubur
2x sehari
½ porsi

Air putih, susu
6-7 gelas
2
Eliminasi
a.       BAB
Frekuensi
Warna
Bau
Konsistensi
b.      BAK
Frekuensi
Warna
Bau


1x sehari
Normal
Khas
lunak

5-6x sehari
Kuning 
Khas


1x sehari
Normal
Khas
lunak

7-8x sehari
Kuning 
Khas
3
Personal Hygiene
a.       Mandi
b.      Sikat gigi
c.       Cuci rambut
d.      Gunting kuku

3x sehari
3x sehari
2x sehari
1x minggu

1x sehari
1x sehari
Masih bersih
Masih pendek
4
Istirahat
a.       Siang
b.      Malam

2  jam
5 jam

3 jam
7 jam
5
Aktivitas
Sekolah, belajar, membantu orang tua
Istirahat dan tidur


                                                                                                                       







VI.             ANALISA DATA
No
Data senjang
Etiologi
Masalah
1
Data subjektif
-          Pasienn mengatakan mual dan muntah
Data objektif
-          Pasien terlihat pucat
-          TD : 120/80mmhg
-          R  : 22x/menit
-          N : 70x/menit
-          S: 36,5oc
Masuknya mikroorganisme kedalam tubuh
 


Melekat pada epitel lambung
 


Menghancurkan lapisan mukosa lambung


Dinding lambung menjadi tipis serta mukosa rata
 



Asam lambung meningkat
 



Nyeri pada ulu hati

Nyeri  pada ulu hati
2
Data subjektif
-          Pasien mengatakan mual dan muntah
Data objektif
-           Pasien tampak lemas
-          Porsi makan tidak habis
Proses penyakit gastritis
 


Mual dan muntah
 


Intake nutrisi berkurang
 


Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3
Data sujektif
-          Pasien mengatakan lemas
Data objektif
-          Pasien tampak lemas
-          Pasien hanya terbaring di tempat tidur




Proses penyakit gastritis
 


Penurunan daya tahan tubuh
 


Lemas/ kelelahan otot
 

Terganggunya pola aktivitas sehari-hari
 

Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
4
Data sujektif
-          Pasien mengatakan susah tidur
Data objektif
-          Pasien tampak ngantuk




Asam lambung meningkat
 


       Nyeri pada ulu hati
 


Istirahat terganggu
 


Gangguan pola istirahat
Gangguan pola istirahat







5
Data subjektif
-          Pasien mengatakan selama dirawat dirumah sakit pasien belum pernah mandi
Data objektif
-          Pasien tampak bau badan
                      Lemas
 


Menurunnya daya tahan tubuh
 


Hanya terbaring ditempat tidur
 


Tidak bisa melakukan personal hygine secara mandiri
 


Gangguan personal hygine
Gangguan personal hygine









    

















BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat makan-makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas
Penyakit ini terjadi akibat gangguan ketidakseimbangan diantara asam lambung, yang mengiritasi lapisan lambung dan selaput lendir lambung, yang melindungi lapisan lambung. Penyebab lainnya termasuka spirin, steroid, alkohol, rokok, trauma parah atau luka bakar, dan operasi besar.
Gastritis dibagi dua yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut dan kronis memiliki manifestasi dan akomplikasi yang sama yaitu dapat ditemukan terjadinya perdarahan saluran cerna atas atau perdarahan gastrointestinal atas berupa hematemesis melena. Hematemesis Melena inilah yang merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai ditiap rumah sakit diseluruh dunia termasuk diindonesia.
4.2 Kritik dan saran
Untuk menghindari terjadinya gastritis, maka sebaiknya kita selaku petugas medis memberikan contoh kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan tidak mengkonsumsi makanan sembarangan yang belum teruji kesehatannya.










nugraha17.blogerr.comn 

DAFTAR PUSTAKA
http://healthlink.mcw.eduGastritis, David A. Severance, MD
http://www.gicare.comGastritis, Jackson Siegelbaum Gastroenterology
http://digestive.niddk.nih.govGastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghouse
Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta:
EGC.Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.



















BIODATA PENULIS
Nama                                                   : SITI AMANAH SRIRAHAYU
NISN                                                  : 1401151133
Tempat/tanggal lahir                           : PANDEGLANG, 01 AGUSTUS 1999
Jenis Kelamin                                      : Perempuan
Alamat                                                            : KP.Tanjakan Ds.Sobang, Kec.Panimbang kab.pandeglang
Agama                                                 : Islam
Nama Orangtua                                  
Ayah                                                   : Suparman
Ibu                                                       : Suniah
Pekerjaan orangtua
Ayah                                                   : Wiraswasta
Ibu                                                       : Wiraswasta
Judul Laporan                                     : LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG
                                                              PENYAKIT GASTRITIS ASUHAN
                                                              KEPERAWATAN PADA Nn.W USIA 15 TAHUN
                                                              DI RUANG 01 SMK KESEHATAN HUSADA        
                                                              PRATAMA










Tidak ada komentar:

Posting Komentar